Total Tayangan Halaman

Jumat, 09 November 2012

Resensi Buku Kasus Pembunuhan MUNIR “Kejahatan Yang Sempurna?”


JUDUL                   : Kasus Pembunuhan MUNIR “Kejahatan Yang Sempurna?”
PENERBIT              : PT Gramedia Pustaka Utama
TAHUN TERBIT      : 2009

Ulasan yang begitu menarik dari kasus pembunuhan Munir ini. Dibawa dengan bahasa yang mudah untuk dipahami banyak pembaca. Dengan dialog-dialog yang komunikatif, penulis berusaha untuk membawa pembaca masuk dalam suasana persidangan kasus Munir. Ya, memang didalam buku ini didominasi setting didalam ruang sidang. Karena pembahasan yang dibawa dalam buku ini adalah keterangan-keterangan dari para saksi yang dihadirkan dalam persidangan.

Diawal buku ini menceritakan kondisi bagaimana awal mula Munir tewas. Dengan ulasan yang sangat mendalam, penulis berusaha merekonstruksi setiap detil kejadian tewasnya Munir. Munir yang saat itu hendak menuju ke Belanda untuk melanjutkan studinya di Universitas Utrecht untuk S2 di bidang Hukum Humaniter berangkat dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta ditemani sang istri Suciwati. Di pintu masuk keberangkatan, ia bertemu dengan seorang pilot Garuda Pollycarpus dan ia menanyakan “tempat duduk ini dimana?”. Munir sebenarnya adalah penumpang Garuda Kelas Ekonomi. Karena dia salah memasuki pintu masuk pesawat, akhirnya dia duduk di Kelas Bisnis setelah bertukar tempat duduk dengan Pollycarpus. Didalam perjalanannya menuju Belanda inilah Munir menghembuskan nafas terakhir didalam Pesawat Garuda, maskapai nasional yang dia banggakan. Munir diduga tewas karena racun yang bercampur dengan makanan yang ia pesan dan konsumsi didalam pesawat.
Pada bab-bab berikutnya diceritakan tentang bagaimana proses persidangan Munir berlangsung. Sidang digelar di dua pengadilan berbeda yaitu Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan masing-masing terdakwa adalah Pollycarpus dan Muchdi Pr. Sidang berjalan dengan baik dengan segala trik dan intrik yang menyertainya. Buku ini sebenarnya sangat menarik dan cocok bagi pembelajaran mahasiswa hukum dalam beracara. Karena  tidak hanya proses beracara saja yang dibahas dalam buku ini, namun bagaimana seorang baik itu hakim, JPU, maupun penasihat hukum berusaha mengolah kata dan memberikan pertanyaan secara detil dan mendalam guna mencari suatu kebenaran. Inilah buku yang bisa sedikit memberikan gambaran tentang realita sebenarnya dalam beracara di persidangan. Banyaknya teka-teki dalam proses persidangan membuat buku ini memunculkan rasa penasaran dan ingin tahu tentang bagaimana kondisi kasus atau persidangan munir ini sebenarnya. Sedikit banyak buku ini juga mengajak para pembaca untuk selalu berpikir cerdas salam menyikapi setiap permasalahan-permasalahan hukum.
Di akhir bagian, buku ini sedikit menjelaskan siapa sosok Munir sebenarnya atau bisa dikatan mini biografi Munir. Munir yang seorang lulusan hukun Universitas Brawijaya sudah memulai kegiatannya yang berkaitan dengan HAM sejak menjadi anggota LBH dan menjabat sebagai Ketua LBH Surabaya Pos Malang. Munir juga terkenal akan pengusutan kasus tentang Marsinah, buruh pabrik jam tangan di Sidoarjo yang ditemukan meninggal setelah mengkoordinasi unjuk rasa menuntut perbaikan kesejahteraan buruh. Munir pun terkenal cukup dekat dengan militer, karena usahanya dalam memperjuangkan hak-hak prajurit militer dan perjuangannya menempatkan posisi ideal militer sebagai lembaga pertahanan negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar