Total Tayangan Halaman

Jumat, 09 November 2012

OSPEK GERBANG AWAL PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA


“Selamat datang mahasiswa baru”, Mungkin kata itulah yang tepat untuk menyambut kehadiran mahasiswa-mahasiswa angkatan baru. Ya, minggu depan kegiatan OSPEK atau OSMARU di lingkungan Universitas Sebelas Maret akan dimulai. Ini merupakan kegiatan pertama yang harus dijalani oleh mahasiswa-mahasiswa baru di UNS. Masa perkenalan akan lingkungan baru yaitu kampus.

OSPEK yang dahulu merupakan kegiatan yang sarat akan makna dan esensi, serta memiliki tujuan dan harapan yang mulia, dewasa ini mengalami pergeseran. OSPEK sekarang dipandang sebagai ajang perploncoan, pembodohan karakter dan senioritas yang dilakukan oleh oknum-oknum mahasiswa yang merasa dirinya paling kuat dan paling benar padahal sebenarnya merekalah manusia-manusia yang paling bodoh. Penggunaan 2 pasal baku yaitu 1) Senior selalu benar; 2) Jika senior salah ingat pasal satu, memunculkan anggapan bahwa junior harus selalu tunduk terhadap senior. Terlalu sempit pemaknaan mereka akan kegiatan OSPEK membuat generasi-generasi baru dan mahasiswa-mahasiwa baru pada umumnya merasa takut dan enggan mengikuti kegiatan OSPEK. Belum lagi kekhawatiran para orang tua mahasiswa akan kondisi yang akan dialami anak-anaknya ketika mengikuti kegyiatan OSPEK.
Kegiatan OSPEK bukanlah kegiatan pembodohan dan ajang balas dendam atas senioritas terdahulu. Anggapan bahwa kegiatan OSPEK adalah sebuah pembodohan haruslah diluruskan kembali. Kegiatan OSPEK memiliki tujuan untuk melatih kedisiplinan. Disiplin intelektual yang kreatif, penuh gagasan, arif, bijaksana, dan selalu menggunakan pendekatan kritis argumentatif dalam menghadapi segala permasalahan.Hal ini sangatlah penting untuk mengembalikan esensi dari kegiatan ini yang telah dicemari oleh tindakan-tindakan bodoh yang ditujukan kepada mahasiswa baru. Sehingga orang tua mahasiswa tidak perlu merasa khawatir lagi anak-anaknya mengikuti kegiatan OSPEK tersebut.
Ketika di awal bayangan maru (mahasiswa baru), mungkin kata OSPEK terdengar cukup mengerikan, Sebuah kegiatan yang cukup membuat mereka gelisah di awal-awal bergantinya status mereka dari siswa menjadi mahasiswa. Mereka akan bertanya kesana kemari, mengorek informasi dari kakak-kakak mereka yang pernah menjalani kegiatan OSPEK hanya untuk sekedar melepaskan rasa penasaran mereka. Sebenarnya apa itu OSPEK dan tujuan apa yang diinginkan didalam kegiatan tersebut?
Ya, OSPEK atau Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus merupakan kegiatan yang telah membudaya di lingkungan universitas. Sebuah ajang kegiatan pengenalan kampus dan penggemblengan mental guna mencetak mahasiswa-mahasiswa yang disiplin, kreatif, bervisi akademis, dan mampu berargumentasi dengan baik. Sebuah kawah candradimuka – istilah dalam kisah pewayangan, tempat dimana Gathotkaca menjadi kesatria – untuk mencetak generasi-generasi yang memiliki mental sekuat baja dan kelak menjadi visioner-visioner di jamannya. Membentuk karakter yang berwawasan luas namun tidak sok tahu. Inilah ajang dimana karakter dari mahasiswa-mahasiswa baru akan terbentuk. Karakter yang akan menentukan arah bangsa. Dimana pemuda-pemuda hari ini adalah cerminan dari bangsa Indonesia besok. Karakter yang mampu menjawab problematika masyarakat, menjadi solutor-solutor atas masalah yang menimpa negeri ini.
Kegiatan OSPEK/OSMARU biasanya diselenggarakan oleh mahasiswa senior di setiap angkatannya. Pembentukan susunan kepanitiaan mulai dari SC (steering committee), OC (organizing committee), hingga para seksi-seksi yang membantu tugas dari ketua panitia selaku koordinator penyelenggara sudah mulai dipersiapkan sejak jauh-jauh hari sebelum kegiatan OSPEK dilaksanakan. Persiapan yang matang dan konsep yang jelas akan semakain memudahkan kerja dan memperjelas dari visi atau tujuan yang ingin diraih oleh para penyelenggara kegiatan. Penyelenggara atau panitia disini tidak hanya mempersiapkan segala keperluan kegiatan dan susunan acara untuk OSPEK saja, namun juga menyusun konsep guna mengarahkan keinginan atau mau dibawa kemanakah karakter-karakter dari maru-maru ini. Disinilah peran atau tugas dari para steering committee untuk menyusun sebuah konsep tema dari kegiatan yang akan mereka lakukan. Steering committee merupakan sekumpulan orang yang memiliki gagasan-gagasan yang visioner yang mampu menyusun sebuah konsep atau tema dalam sebuah acara atau kegiatan. Biasanya dalam kegitan OSPEK, SC berjumlah 3 orang dengan salah satu dari mereka menjadi koordinator. Segala kebutuhan-kebutuhan hingga acara yang dibuat ketika OSPEK akan seperti apa harus sejalan dengan apa yang telah dipikirkan dan dikonsepkan oleh para SC. Peran dan tanggung jawab SC disini sangatlah besar, karena mereka harus membuat tema yang akan membentuk karakter dari beratus-ratus pemuda dan pemudi yang bereuforia dengan status baru mereka sebagi seorang mahasiswa. Mengutip pernyataan dari kawan saya Hidayat Dwi P mantan Ketua Koordinator SC OSMARU FH UNS 2011, bahwa pembuatan tema OSPEK tidak boleh asal-asalan. Mengingat apa yang kita bentuk ini adalah generasi-generasi yang memiliki peran besar bagi bangsa ini kelak. Jadi tema yang dibuat bukanlah tema yang sembarangan dan asal buat. Namun tema yang akan membentuk sebuah karakter yang kuat dan mampu mencetak para intelektual-intelektual yang progresif. Tema OSPEK haruslah berkesesuaian dengan asas Tri Dharma Perguruan Tinggi, dimana pendidikan, penelitian, dan pengabdian menjadi dasar pijakan awal sebuah tema. Tema OSPEK juga harus memenuhi unsur kebangsaan dan kepemudaan. Unsur kebangsaan memiliki arti agar para mahasiswa baru tak luntur akan rasa nasionalisme dan cinta tanah air. Tidak hilang akan semangat perjuangan untuk mewujudkan cita-cita bangsa/negara ini. Unsur kepemudaan memiliki arti agar para mahasiswa baru yang memiliki jiwa-jiwa penuh semangat tidak segan-segan untuk memberontak sebuah ketidakadilan, dengan keintelektualanya melawan hegemoni atas tirani-tirani yang membelenggu masyarakatnya, dan tetap idealis akan sikapnya dalam mewujudakan cita-cita bangsa. Inilah tema yang akan menentukan karakter dari angkatan-angkatan mahasiswa.
Organizing committe disini memiliki wewenang sebagai ketua panitia yang tugas-tugasnya dibantu oleh para seksi-seksi. Diantara seksi-seksi yang ada,seksi disiplin atau biasa disebut tim indisipliner merupakan sebuah tim yang menindak pelanggaran-pelanggaran dan ketidakdisplinan yang dilakukan oleh para peserta OSPEK. Tim ini merupakan tokoh-tokoh antagonis yang menjadi momok bagi mahasiswa baru. Dengan karakternya yang kuat dan tegas, mereka tidak akan segan menindak setiap pelanggaran yang terjadi. Tim indisipliner merupakan orang-orang pilhan yang sudah terlatih. Mereka dilatih untuk menjadi karakter yang tegas dan kuat. Hal ini tak lepas dari peran mereka sebagi tukang tempa. Merekalah yang menempa dan menggembleng mental-mental para mahasiswa baru agar kuat bak Kesatria Gathotkaca yang dicemplungkan ke dalam kawah candradimuka. Merekalah aktor utama yang mencetak pedang dan keris pemuda yang siap digunakan untuk membabat segala problematika yang muncul di masyarakat dengan bingkai argumen kritis serta keintelektualan mahasiswa.
Persiapan yang matang dan konsep yang jelas serta terarah akan siap menyambut mahasiswa-mahasiswa baru esok. Segala proses tentunya haruslah dinikmati, karena proseslah yang akan menjadi penentu sebuah hasil. Tak akan ada hasil tanpa ada proses. Nikmatilah proses kegiatan OSPEK dan disitulah awal diri kalian sebagai mahasiswa akan terbentuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar