Total Tayangan Halaman

Rabu, 24 April 2013

Perbudakan Model Baru


Melihat dunia saat ini, sangatlah mustahil jika perbudakan masih ada didunia. Namun pada kenyataannya perbudakan masih ada didunia ini. Perbudakan merupakan warisan jaman dahulu, warian feodal yang membuat seseorang terampas kemerdekaanya sebagai manusia dan harus tunduk terhadap kehendak manusia lain. Jauh sebelum manusia bisa sedikit bebas saat ini, perbudakan merupakan hal yang dilakukan oleh sekelompok manusia yang lebih kuat terhadap sekelompok manusia yang lebih lemah. Kita bisa lihat hal-hal tersebut dalam film-film yang beredar saat ini, seperti fil 10.000 BC, Apocalypto, dan Django Unchained.

Kata perbudakan berasal pada kata slave yang secara etimologi merujuk pada Bangsa Slavia yang banyak ditangkap dan dijadikan budak oleh kelompok yang menawan mereka. Kondisi dimana seseorang mengontrol orang lain (budak) untuk melakukan apa yang diinginkan oleh orang yang menguasainya. Perbudakan umumnya diperlukan untuk kebutuhan akan buruh dan hasrat seksual. Masyarakat dahulu mengalami perkembangan dari masyarakat agraris kemudian berkembang menjadi masyarakat industri. Kebutuhan akan buruh semakin meningkat untuk menghasilakn barang-barang kebutuhan berjalan beriringan dengan system perbudakan yang langgeng dianut oleh pemilik modal. Praktek yang dilakukan berawal ketika sesorang tidak mampu membayar hutangnya atau tidak mampu membayar pajak, maka orang tersebut diwajibkan membayarnya dengan tenaga yang dimilikinya. Bahkan perbudakan juga bisa diwariskan ketika ada anak yang lahir dari rahim seorang budak. Budak biasanya tidak diupah dan tidak memperoleh kedudukan yang sama dalam hal hak asasi manusia.
Model perbudakan jaman dahulu adalah ketika salah satu manusia memiliki hutang kepada manusia lain dan tidak mampu membayarnya, maka manusia tersebut akan dijadikan budak. Manusia itu dapt bebas jika mampu membayar hutangnya. Dalam masa kolonialisme dan imperialisme pun sekiranya hamper sama. Namun bukan hutang yang menjadi sandungan orang untuk menjadi budak. Melainkan pajak dan tawanan ketika mereka manusia yang bukan penguasa mencoba melawan penguasa. Budak tidak dibayar, budak tidak diupah, kunci dan rantai menjadi salah satu penghambat gerak mereka. Itulah perbudakan. Lalu bagaimana dengan perbudakan di era modern seperti saat ini?
Perbudakan di era modern memang sedikit berbeda. Kunci dan rantai bukanlah alat yang mengekang gerak mereka saat ini, namun kekerasan yang dilaukan baik secara fisik, mental maupun ekonomi, ancaman, terror, dan ketakutan yang dijadikan alat untuk membatasi gerak mereka (budak).  Kegiatan yang melibatkan manusia-manusia yang hanya ingin mengeksploitasi manusia-manusia yang lain untuk memperoleh keuntungan pribadi. Tanpa perlu mengeluarkan biaya yang besar, mereka bisa memperoleh tenaga-tenaga manusia dan dimanfaatkanya oleh mereka tenaga-tenaga tersebut.
Perbudakan semakin berkembang seiring dengan berkembangnya manusia. Kemajuan manusia dalam hal teknologi dan kebutuhan untuk memenuhi taraf hidup yang lebih baik membuat perbudakan mengalami perkembangan dengan modelnya yang baru dan berbeda. Masih menggunakan alat yang sama berupa kekerasan ekonomi dan mental, seseorang dapat mengeksploitasi orang lain untuk memperoleh keuntungan pribadi. Seseorang bekerja agar berpenghasilan yang nantinya penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, meningkatkan taraf hidup.  Disinilah kemudian kekerasan ekonomi dan mental  berjalan. Orang dihadapkan dengan kebutuhan hidup yang makin lama makin melonjak. Keinginan untuk meningkatkan taraf hidup dan mengejar gengsi dengan menkonsumsi produk-produk kenamaan, penggunaan teknolgi (gadget) yang sebenarnya belum begitu diperlukan, namun penghasilan yang diperoleh tidak isa mengimbangi kebutuhan hidup sehari-hari membuat mereka terjebak dalam lubang perbudakan. Perputaran atau siklus uang yang berputar dikalangan mereka, secara tidak sadar hanya menguntungkan segelintir orang saja. Mereka tidak sadar bahwa mereka sebenarnya dalam kondisi sebagai budak yang disebabkan oleh hasrat mereka yang tak kunjung terpuaskan dan selalu menginginka sesuatu yang lebih dan lebih.
Kita lihat saja, ketika seseorang bekerja agar dapat berpenghasilan dan disisi lain harus mencukupi kebutuhan hidupnya semisal contoh sandang dan pangan, barangkali juga kebutuhan akan pendidikan dan kesehatan. Orang tidak akan sadar jika pendidikan dan kesehatan saat ini telah menjadi sebuah komoditas untuk memperoleh keuntungan materiil. Mereka tidak sadar karena terpenjara oleh kesibukan bekerja yang menuntut mereka untuk menghasilkan sesuatu yang sempurna.
Kita coba melihat siklus yang berputar ini. Seorang bekerja, memiliki penghasilan. Penghasilan digunakan untuk mencukupi kebutuhan. Kebutuhan yang disediakan (atau barangkali diciptakan) oleh pemilik modal untuk mereka konsumsi. Kita lihat, jika seorang yang bekerja tersebut, katakanlah Si A bekerja untuk Si B dimana Si B adalah penyedia jasa dibidang pendidikan. Artinya apa, biaya yang dikeluarkan oleh Si B untuk membayar Si A akhirnya kembali lagi pada Si B karena Si A butuh menyekolahkan anak-anaknya. Bisa dikatakan apa yang telah dilakukan oleh Si A tidak diupah oleh Si B karena biaya yang dikeluarkan Si B kembali lagi oleh Si B.
Barangkali ini lah perbudakan model baru dengan kekerasan ekonomi dan mental sebagai alatnya. Kebutuhan yang semakin meninggi berpengaruh langsung terhadap mental seseorang unuk bagaimana caranya dapat memenuhi kebutuhan yang semakin lama seperti candu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar