Melihat dunia saat ini,
sangatlah mustahil jika perbudakan masih ada didunia. Namun pada kenyataannya
perbudakan masih ada didunia ini. Perbudakan merupakan warisan jaman dahulu,
warian feodal yang membuat seseorang terampas kemerdekaanya sebagai manusia dan
harus tunduk terhadap kehendak manusia lain. Jauh sebelum manusia bisa sedikit
bebas saat ini, perbudakan merupakan hal yang dilakukan oleh sekelompok manusia
yang lebih kuat terhadap sekelompok manusia yang lebih lemah. Kita bisa lihat
hal-hal tersebut dalam film-film yang beredar saat ini, seperti fil 10.000 BC,
Apocalypto, dan Django Unchained.
Kata perbudakan berasal
pada kata slave yang secara etimologi
merujuk pada Bangsa Slavia yang banyak ditangkap dan dijadikan budak oleh
kelompok yang menawan mereka. Kondisi dimana seseorang mengontrol orang lain
(budak) untuk melakukan apa yang diinginkan oleh orang yang menguasainya. Perbudakan
umumnya diperlukan untuk kebutuhan akan buruh dan hasrat seksual. Masyarakat dahulu
mengalami perkembangan dari masyarakat agraris kemudian berkembang menjadi
masyarakat industri. Kebutuhan akan buruh semakin meningkat untuk menghasilakn
barang-barang kebutuhan berjalan beriringan dengan system perbudakan yang
langgeng dianut oleh pemilik modal. Praktek yang dilakukan berawal ketika
sesorang tidak mampu membayar hutangnya atau tidak mampu membayar pajak, maka
orang tersebut diwajibkan membayarnya dengan tenaga yang dimilikinya. Bahkan perbudakan
juga bisa diwariskan ketika ada anak yang lahir dari rahim seorang budak. Budak
biasanya tidak diupah dan tidak memperoleh kedudukan yang sama dalam hal hak
asasi manusia.
Model perbudakan jaman
dahulu adalah ketika salah satu manusia memiliki hutang kepada manusia lain dan
tidak mampu membayarnya, maka manusia tersebut akan dijadikan budak. Manusia itu
dapt bebas jika mampu membayar hutangnya. Dalam masa kolonialisme dan imperialisme
pun sekiranya hamper sama. Namun bukan hutang yang menjadi sandungan orang
untuk menjadi budak. Melainkan pajak dan tawanan ketika mereka manusia yang
bukan penguasa mencoba melawan penguasa. Budak tidak dibayar, budak tidak
diupah, kunci dan rantai menjadi salah satu penghambat gerak mereka. Itulah perbudakan.
Lalu bagaimana dengan perbudakan di era modern seperti saat ini?
Perbudakan di era
modern memang sedikit berbeda. Kunci dan rantai bukanlah alat yang mengekang
gerak mereka saat ini, namun kekerasan yang dilaukan baik secara fisik, mental
maupun ekonomi, ancaman, terror, dan ketakutan yang dijadikan alat untuk
membatasi gerak mereka (budak). Kegiatan
yang melibatkan manusia-manusia yang hanya ingin mengeksploitasi
manusia-manusia yang lain untuk memperoleh keuntungan pribadi. Tanpa perlu
mengeluarkan biaya yang besar, mereka bisa memperoleh tenaga-tenaga manusia dan
dimanfaatkanya oleh mereka tenaga-tenaga tersebut.
Perbudakan semakin
berkembang seiring dengan berkembangnya manusia. Kemajuan manusia dalam hal
teknologi dan kebutuhan untuk memenuhi taraf hidup yang lebih baik membuat
perbudakan mengalami perkembangan dengan modelnya yang baru dan berbeda. Masih menggunakan
alat yang sama berupa kekerasan ekonomi dan mental, seseorang dapat mengeksploitasi
orang lain untuk memperoleh keuntungan pribadi. Seseorang bekerja agar
berpenghasilan yang nantinya penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup, meningkatkan taraf hidup.
Disinilah kemudian kekerasan ekonomi dan mental berjalan. Orang dihadapkan dengan kebutuhan
hidup yang makin lama makin melonjak. Keinginan untuk meningkatkan taraf hidup
dan mengejar gengsi dengan menkonsumsi produk-produk kenamaan, penggunaan
teknolgi (gadget) yang sebenarnya belum begitu diperlukan, namun penghasilan
yang diperoleh tidak isa mengimbangi kebutuhan hidup sehari-hari membuat mereka
terjebak dalam lubang perbudakan. Perputaran atau siklus uang yang berputar
dikalangan mereka, secara tidak sadar hanya menguntungkan segelintir orang
saja. Mereka tidak sadar bahwa mereka sebenarnya dalam kondisi sebagai budak
yang disebabkan oleh hasrat mereka yang tak kunjung terpuaskan dan selalu
menginginka sesuatu yang lebih dan lebih.
Kita lihat saja, ketika
seseorang bekerja agar dapat berpenghasilan dan disisi lain harus mencukupi
kebutuhan hidupnya semisal contoh sandang dan pangan, barangkali juga kebutuhan
akan pendidikan dan kesehatan. Orang tidak akan sadar jika pendidikan dan
kesehatan saat ini telah menjadi sebuah komoditas untuk memperoleh keuntungan
materiil. Mereka tidak sadar karena terpenjara oleh kesibukan bekerja yang
menuntut mereka untuk menghasilkan sesuatu yang sempurna.
Kita coba melihat
siklus yang berputar ini. Seorang bekerja, memiliki penghasilan. Penghasilan digunakan
untuk mencukupi kebutuhan. Kebutuhan yang disediakan (atau barangkali
diciptakan) oleh pemilik modal untuk mereka konsumsi. Kita lihat, jika seorang
yang bekerja tersebut, katakanlah Si A bekerja untuk Si B dimana Si B adalah
penyedia jasa dibidang pendidikan. Artinya apa, biaya yang dikeluarkan oleh Si
B untuk membayar Si A akhirnya kembali lagi pada Si B karena Si A butuh
menyekolahkan anak-anaknya. Bisa dikatakan apa yang telah dilakukan oleh Si A
tidak diupah oleh Si B karena biaya yang dikeluarkan Si B kembali lagi oleh Si
B.
Barangkali ini lah
perbudakan model baru dengan kekerasan ekonomi dan mental sebagai alatnya. Kebutuhan
yang semakin meninggi berpengaruh langsung terhadap mental seseorang unuk
bagaimana caranya dapat memenuhi kebutuhan yang semakin lama seperti candu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar